BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hakikat
Manusia
Ada beberapa hal pokok yang dikemukakan
William son mengenai manusia, sebagaimana akan dibahas berikut ini:
1. Manusia
dilahirkan dengan membawa potensi baik dan buruk. Williamson dan Rousseau yang
menganggap manusia pada dasarnya baik
dan masyarakat atau lingkunganlah yang membentuknya menjadi orang jahat.
Menurut Williamson kedua potensi baik dan buruk itu, ada pada setiap manusia.
Tidak ada individu yang membawa potensi baik semata dan begitu pula
sebaliknya.tetapi sifat mana yang akan berkembang bergantung pada interaksinya
dengan manusia lain atau lingkungannya.
2. Manusia
bergantung dan hanya akan berkembang secara optimal di tengah-tengah
masyarakatnya. Manusia memerlukan orang lain dalam mengembangkan potensi
dirinya. Aktualisasi diri akan hanya dapat dicapai dalam hubungan atau dengan
bantuan orang lain, manusia tidak dapat hidup sepenuhnya dengan melepaskan diri
dari masyarakat.
3. Manusia
ingin mencapai kehidupan yang baik( good life). Memperoleh kehidupan yang baik
dan lebih baik lagi merupakan kepedulian setiap orang. Usaha manusia itu bukan hanya ingin berkembang
secara vertikal saja, tetapi juga secara horisontal. Perkembangan satu aspek
kepribadiannya dipertinggi dan aspek-aspek lainnya diperluas.
4. Manusia
banyak berhadapan dengan pengintrodusir konsep hidup yang baik, yang
menghadapkannya pada pilihan-pilihan. Dalam keluarga, individu berkenalan
dengan konsep hidup yang baik yang diajarkan orangtuanya. Di sekolah, dia
memperolehnya dari guru, selain itu juga dari teman dan anggota masyarakat yang
lain.
5. Hubungan
manusia terkait dengan konsep alam semesta. Williamson menyatakan bahwa konsep
alam semesta dan hubungan manusia terhadapnya sering terjadi salah satu dari
(1) manusia menyendiri dalam ketidakramahan alam semesta atau (2) alam
semestanya bersahabat dan menyenangkan atau menguntungkan bagi manusia dan
perkembangannya
6. Manusia
merupakan individu yang unik. Ambillah contoh tentang dua orang yang melakukan
aktivitas yang sama, misalnya kebiasaan belajarnya; yang seorang mungkin lebih
mudah menangkap pengertian melalui penglihatan sedangkan yang lain melalui
aktivitas mendengarkan; yang pertaman lebih senang menjadwalkan belajarnya pada
pagi hari, sedangkan yang kedua pada malam hari; yang satu membutuhkan suasana
yang tenang, beda yang satu lagi dapat belajar atau tidak merasa terganggu
untuk belajar pada suasana agak gaduh dan sebagainya.
7. Manusia
memiliki sifat-sifat yang umum. Disamping kita dapat menemukan keunikan
individu, dapat pula kita amati adanya sifat-sifat yang umum dan terdapat pada
manusia.
8. Manusia
bukan penerima pasif pembawaan dan lingkungannya. Ancangan trait and factor
berpendapat bahwa manusia dalam perkembangannya dipengaruhi oleh pembawaan atau
aspek hereditas dan lingkungan.
B.
Hakikat
konseling
1. Pandangan
umum mengenai konseling
Tentang kedudukan konseling, Williamson
berpendapat bahwa konseling lebih luas psikoterapi. Alasannya, psikoterapi
sering dibatasi oeleh antara lain: (a) aspek perkembangan pribadi yang bersifat
emosional, (b) seringkali konflik diri dipandang terlepas dari kehidupan nyata
klien, (c) seringkali terbatas pada penilaian klien terhadap
pengalaman-pengalaman pribadinya dan bukan mengenai tingkah laku aktualnya di
dalam situasi sosialnya. Sebaliknya konseling memberikan perhatian pada
interaksi pribadi dengan lingkungan sosial dan kebudayaan. Konseling
memperhatikan keduanya, baik isi pada penyesuaian diri dan sikap individu
terhadap penyesuaian dirinya.
2. Pengertian
konseling
Williamson mengajukan batasan konseling
yang bermacam-macam, sebaga hasil dari perkembangan konsepsinya.
a
pengertian konseling
yang pertama konseling adalah suatu proses yang bersifat pribadi dan individual
yang dirancang untuk membantu individu mempelajari bahan ajaran (subject
matter) di sekolah, mengembangkan sifat-sifat kewarganegaraan, nilai-nilai
sosial, pribadi dan kebiasaan ( yang baik).
b
Pada definisi kedua,
konseling adalah bantuan yang bersifat individual, personal yang diliputi oleh suasana
permisif dalam mengembangkan keterampilan dan mencapai self-understanding dan
self-direction yang secara sosial di benarkan.
c
Pada perkembangan
berikutnya, didefenisikan: konseling
adalah satu jenis khusus dari hubungan kemanusiaan yang relatif singkat
antara konselor yang mempunyai pengalaman yang luas dalam masalah perkembangan
manusia beserta cara / tehnik memfasilitasi dengan learner (klien,siswa) yang
menghadapi kesukaran dalam usahanya mengarahkan dan membina perkembangannya
lebih lanjut.
C.
Perkembangan
tingkah laku manusia
Perkembangan
tingkah laku manusia yang pada dasarnya berkembang menjadi dua macam yaitu
individu yang bebas masalah dan individu yang bermasalah.
1. Masalah
dan faktor penyebabnya
v Pengkategorian
masalah secara psikologis yang terkenal dalam konseling trait and factor ada
dua, yaitu modelnya Bordin dan modelnya Pepinsky.
a. Menurut
Bordin
Ø Dependence
(bergantung), contoh : dalam setiap ulangan saya belum yakin atas kebenaran
jawaban saya kalau tidak melihat jawaban teman saya.
Ø Lack
of information ( kurang informasi)
Ø Self-conflict
( konflik diri)
Ø Choice
anxiety ( takut memilih )
Ø No
problem ( bukan masalah-masalah di atas), dalam arti individu mengalami masalah
yang tidak dapat digolongkan kepada masalah- masalah diatas atau masalah lain.
b. Menurut
Pepinsky
Ø Lack
of assurance ( kurang percaya pada diri sendiri).
Ø Lack
of information ( kurang informasi)
Ø Lack
of skill ( kurang keterampilan)
Ø Depedence
(bergantung )
Ø Self-
conflict (konflik diri)
v Faktor
Penyebabnya
a. Faktor
internal
Ø Individu
banyak dipengaruhi kehidupan emosi, sehingga kemampuan berfikir rasionalnya
terhambat.
Ø Potensi-potensinya
kurang berkembang atau tidak mendapat kesempatan berkembang secara penuh
Ø Kurang
memiliki kontrol diri
Ø Memiliki
kekurangan tertentu, baik cacat fisikmaupun mental dan yang merupakan faktor
keturunan.
b. Faktor
eksternal, antara lain
Ø Perlakuan
orang tua, sikap orang tua yang terlalu menekan, menolak, maupun terlalu
melindungi merupakan sumber timbulnya masalah
Ø Kondisi
lingkungan dan masyarakatnya (meliputi lingkungan fisik dan sosial)
Ø Pengalaman
atau sejarah pribadi yang menimbulkan trauma.
Ø Ada
tidaknya kesempatan mengembangkan diri,
baik yang menyangkut situasinya maupun pendukung (orangnya)
2. Konsep
pribadi yang ideal
Pribadi ideal menurut
ancangan trait and factor dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Pribadi
yang ideal adalah apabila pribadi tersebut mampu menggunakan kemampuan berfikir
rasionalnya untuk memecahkan masalah-masalah kehidupannya secara bijaksana.
b. Dapat
memahami kekuatan dan kelemahan dirinya serta mampu dan mau mengembangkan
segala potensinya secara penuh (khusus potensi baiknya)
c. Memiliki
motivasi untuk meningkatkan atau menyempurnakan diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar